Aku
mengenal jilbab memang sudah lama, sejak aku dimasukkan papaku ke MDA. Tapi
saat itu aku menggunakan jilbab tidak lain karena kewajiban dari pihak MDA
tersebut yang mewajibkan anak ngaji untuk menggunakan jilbab jika masuk kelas.
Hmm, itulah awal ku mengenal dan menggunakan jilbab.
Papa
dan mama memang tidak memaksa kami untuk menggunakan jilbab setiap hari, mereka
hanya mengajarkan kami untuk berpakaian sopan saja, tapi walaupun begitu aku
tetap bersyukur mempunyai orang tua seperti mereka. Karena ada banyak pelajaran
penting yang mereka ajarkan kepada kami anak-anaknya, salah satunya adalah
bersyukur. Hmm, jadi rindu mereka..
Saat
aku masuk ke tingkat sekolah dasar, aku hanya beberapa kali menggunakan jilbab
yaitu ketika maulid, pengajian hari jumat, sama pesantren kilat saja. Karena
memang aku sekolah di negeri yang tidak mewajibkan siswinya untuk menggunakan
jilbab seperti sekolah swasta yang islam yang mewajibkan siswinya untuk
menggunakan jilbab saat bersekolah.
Lanjut
ke tingkat SMP, aku masih di sekolahkan oleh
ibuku di sekolah negeri karena alasan beliau itu biayanya lebih murah,
dan itu memang betul. Karena saat itu kami memang lagi kesulitan keuangan,
bukan ‘lagi’ tapi memang sering. Dan memang kenyataan nya sering kesulitan uang
dengan seringnya aku menunggak SPP, uang buku dan lain-lain. Sehingga tidak
heran kalau aku sering menjadi ‘wanted’ sama tata usahanya. Hahah, masih ingat
tuh aku sama tata usahanya yang juga menjabat sebagai guru olahraga Pak
Siburian namanya. Hmm, masih ngajar lagi ga yahhh bapak tuhh???
OK, balik lagi ke masalah jilbab tadi…
Saat
SMP aku juga hanya sesekali menggunakan jilbab yaitu saat hari-hari besar islam
seperti maulid, dan pada saat pelajaran agama (itu pun boleh pake boleh enggak
sama gurunya, yang penting masuk kelas kalau sudah pelajaran agama, hmmm..).
Jadi,
sampai SMP pun aku kurang tahu kalau jilbab itu WAJIB hukumnya kalau sudah
baligh. Heheheh….
Masuk
ke SMA, hampir sama dengan waktu SMP tadi. Menggunakan hanya pada hari-hari
besar islam saja dan pelajaran agama islam (nah. Kalau yang ini wajib pake
jilbab kalau lagi belajar agama, kalau enggak bisa di keluarin dari kelas sama
gurunya). Akhirnya mau ga mau harus beli baju lengan panjang, rok dan jilbab
baru deehh.
Ada
1 cerita lucu nih yang masih nyambung sama judul di atas…
Jadi,
saat ku memasuki kelas 3 SMA, papaku mendapat rezeki besar untuk membangun
rumah. Maklum lah baru dapat warisan gitu, jadi rencana meu memperbaiki rumah.
Jadi setelah jumpa sama tukang bangun rumahnya, rupanya kami disuruh pindah
karena rumah kami mau di rombak total jadi kami harus pindah sementara dari
rumah kami yang keadaan nya memang cukup mengenaskan. Kenapa dibilang cukup
mengenaskan, karena dilihat dari ujung jalan sampai ujung jalan hanya rumah kami
yang cukup tidak enak dilihat, tapi aku masih sangat bersyukur dengan rumah itu
dan semua kenangan yang tersimpan di dalam rumah itu tidak ada yang bisa
menggantikan nya,, :’(
Back
to jilbab again…
Jadi,
saat kami pindahan itu kan aku masih sekolah dan juga Aku lupa kalau besok itu
ada pelajaran agama. Tahu lah ya yang terjadi selanjutnya, heboh tak menentu di
pagi buta (kata mama ku dulu). Heboh kesana kemari mencari jilbab, baju dan rok
yang belum sudah sempat diselamatkan sebelum pindahan. Mana cuma ada satu
pasang lagi. Akhirnya, karena sudah
menunjukan waktu 7.15 dan itu belum siap-siap lagi apa boleh buat, ku hentikan
pencarian dan kulanjut untuk bersiap-siap dengan pakaian yang ada . Aku pun
berangkat pukul 7.30 tanpa menggunakan jilbab, rok dan baju panjang.
Selama
di perjalanan aku berpikir keras bagaiman aku mendapatkan jilbab sebelum
pelajaran agama di mulai. Seteleh lama berpikir akhinya muncul ide untuk
menukar busana sama sobat dari kelas sebelah, mumpung nih sobat yang memang
menggunakan jilbab sehari-hari.
Setibanya
di sekolah aku langsung ke kelas sebelah untuk menukar busana dan orang yang ditunggu-tunggu
pun datang dan aku langsungmenarik ia ke kamar mandi dan memohon-mohon untuk menukar
busananya sama busana yang aku pakai. Setelah beberapa menit merayunya maka
akhirnya dia pun luluh dan mau menukar busananya dengan ku.
Tidak
berapa lama bel pun terdengar tanda memasuki les pelajaran pertama. Lalu aku
pun bergegas ke kelas dengan sedikit berlari
karena takut keburu sama gurunya. Sesampainya di depan kelas kulihat
ternyata gurunya belum datang, dan aku puun dengan tenang masuk kedalam kelas.
Selang beberapa menit si guru pun masuk dan langsung jadi memulai pelajaran. Pelajaran pun berjalan
lancer sampai bel kedua berbunyi dan kami tetap belajar agama karena pelajaran
agama itu dua les. Selama les kedua berjalan kelas sebelah terdengar ricuh, dan
dapat kabar kalau guru yang ngajar tidak datang, jadi siswanya keluar masuk
kelas dengan sesuka hati.
Tidak
sengaja sobat ku lewat di depan kelas ku dan terlihatlah oleh guru agamaku.
Lalu dia keluar dan memanggilnya, dan menanyakan perihal kenapa dia berbusana
demikian lalu sobatku menceritakan semuanya tentang kami yang bertukar busana.
Akhirnya sobatku pun disuruh pergi lagi. Setelah masuk kembali dia lalu
melihati ku terus menerus hingga membuat aku ketakutan. Setelah les pelajaran
kedua selesai, si guru pun memanggilku dan menanyakan hal yang sama seperti
yang ia tanyakan kepada sobatku tadi. Lalu aku menjawab kenapa aku demikian,
akhirnya si guru mau menerima jawaban ku dan sedikit menasehati, aku pun
menerima nasehat si guru. Lalu bel tanda istirahat pun berbunyi dan kami pun
bersorak keluar kelas. Aku lalu buru-buru ke kelas sebelah untuk menemui
sobatku dan menceritakan yang terjadi, lalu kami pun tertawa bersama.
Bersama-sama kami kekantin tapi sebelum nya ke kamar mandi dulu untuk bertukar
busana lagi. Hehe
Itulah secuil
kisah jilbabku waktu dari zaman MDA sampai SMA dulu…
To be continue…………………
Kisah hijabku part 2
0 komentar:
Posting Komentar