Copyright © LIA's File
Design by Dzignine
“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (QS.An-Nazi’at:37-41)“Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?” (QS.Al-Qoshosh:60)
Sabtu, 19 Mei 2012

Taubat dari pacaran

Tidak diragukan lagi bahwa taubat sesuatu yang harus bagi pelaku dosa, apalagi dosa tersebut adalah dosa besar. Di antara hal yang membuat dosa bisa menjadi besar adalah jika maksiat di lakukan terus menerus. Contoh di antaranya yang menyebar di kaula muda adalah pacaran. Berpacaran sudah jelas terlarang karena merupakan jalan menuju zina. Karena tidak ada pacaran yang bisa lepas dari jalan  yang haram.

Berbagai Sisi Pacaran itu Terlarang
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32).
Ibnu Katsir berkata mengenai ayat di atas, “Dalam ayat ini Allah melarang hamba-Nya dari zina dan dari hal-hal yang mendekati zina, yaitu segala hal yang menjadi sebab yang bisa mengantarkan pada zina.”
Dan sudah tidak diragukan lagi bahwa pacaran adalah jalan menuju zina. Karena hati bisa tegoda dengan kata-kata cinta. Tangan bisa berbuat nakal dengan menyentuh pasangan yang bukan miliknya yang halal. Pandangan pun tidak bisa ditundukkan. Dan tidak sedikit yang menempuh jalan pacaran yang terjerumus dalam zina. Makanya dapat kita katakan, pacaran itu terlarang karena alasan-alasan ini yang tidak bisa terbantahkan.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)

Dosa Mengharuskan Taubat

Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8)
Dijelaskan oleh Ibnu Katsir rahimahullah bahwa makna taubat yang tulus (taubatan nashuhah) sebagaimana kata para ulama adalah, “Menghindari dosa untuk saat ini. Menyesali dosa yang telah lalu. Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang.”
Jika taubat harus memenuhi tiga syarat tersebut, maka tiga syarat orang yang taubat dari pacaran adalah:
1. Menyesal dan sedih telah berpacaran
2. Putuskan pacar sekarang juga
3. Bertekad tidak mau pacaran lagi dan menempuh jalan yang halal dengan nikah

Ujung Zina adalah Penyesalan

Luqman pernah berkata kepada anaknya,
يا بني، إياك والزنى، فإن أوله مخافة، وآخره ندامة
“Wahai anakku. Hati-hatilah dengan zina. Di awal zina, selalu penuh rasa khawatir. Ujung-ujungnya akan penuh penyesalan. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 326)
Memang betul apa yang diutarakan oleh Luqman, seorang yang sholeh. Dan itu sesuai realita. Awal zina dipenuhi rasa khawatir. Coba lihat saja apa yang dilakukan oleh orang yang hendak berzina. Awalnya mereka berusaha tidak terlihat orang lain. Khawatir ada yang melihat perbuatan dosa mereka. Ujung-ujungnya dipenuhi rasa penyesalan. Karena bisa jadi si wanita hamil. Si laki dituntut tanggung jawab. Akhirnya pusing kepayang karena perut si wanita yang makin besar dan sulit ditutupi. Akhirnya yang ada adalah rasa malu. Naik ke pelaminan pun sudah dicap “jelek” karena terpaksa “Married because an accident”.
Semoga Allah mudahkan kita untuk senantiasa berada dalam kebaikan dan menjauhkan kita dari berbagai maksiat.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
*dikutip dari Artikel www.remajaislam.com
Jumat, 18 Mei 2012

Wanita dan suaranya

Sebenarnya tidak ada satu pun agama langit  atau  agama bumi, kecuali Islam, yang memuliakan wanita, memberikan haknya, dan  menyayanginya.  Islam  memuliakan  wanita, memberikan  haknya,  dan memeliharanya sebagai manusia. Islam  memuliakan  wanita, memberikan   haknya,   dan memeliharanya sebagai anak perempuan.

Islam   memuliakan   wanita,   memberikan  haknya,  dan memeliharanya sebagai istri. Islam  memuliakan  wanita, memberikan  haknya,  dan memeliharanya sebagai ibu. Dan Islam  memuliakan  wanita,   memberikan   haknya,   dan memelihara    serta   melindunginya   sebagai   anggota masyarakat.

Islam memuliakan wanita  sebagai  manusia  yang  diberi tugas  (taklif)  dan  tanggung  jawab yang utuh seperti halnya laki-laki, yang kelak  akan  mendapatkan  pahala atau  siksa  sebagai  balasannya.  Tugas yang mula-mula diberikan  Allah  kepada  manusia  bukan  khusus  untuk laki-laki,  tetapi juga untuk perempuan, yakni Adam dan istrinya (lihat kembali surat al-Baqarah: 35)

Perlu diketahui bahwa tidak ada satu  pun  nash  Islam, baik   Al-Qur'an   maupun   As-Sunnah   sahihah,   yang mengatakan bahwa  wanita  (Hawa;  penj.)  yang  menjadi penyebab  diusirnya  laki-laki  (Adam)  dari  surga dan menjadi  penyebab  penderitaan  anak   cucunya   kelak, sebagaimana  disebutkan  dalam  Kitab  Perjanjian Lama. Bahkan Al-Qur'an menegaskan bahwa Adamlah orang pertama yang  dimintai  pertanggungjawaban (lihat kembali surat Thaha: 115-122).

Namun, sangat disayangkan masih banyak umat Islam  yang merendahkan   kaum   wanita   dengan   cara  mengurangi hak-haknya  serta  mengharamkannya  dari  apa-apa  yang telah   ditetapkan   syara'.  Padahal,  syari'at  Islam sendiri telah menempatkan  wanita  pada  proporsi  yang sangat jelas, yakni sebagai manusia, sebagai perempuan, sebagai anak perempuan,  sebagai  istri,  atau  sebagai ibu.

Yang  lebih  memprihatinkan,  sikap  merendahkan wanita tersebut sering  disampaikan  dengan  mengatas  namakan agama  (Islam),  padahal  Islam  bebas  dari semua itu. 
 Orang-orang yang bersikap  demikian  kerap  menisbatkan pendapatnya  dengan  hadits  Nabi  saw.  yang berbunyi:

"Bermusyawarahlah   dengan   kaum    wanita    kemudian langgarlah (selisihlah)."

Hadits   ini  sebenarnya  palsu  (maudhu').  Tidak  ada nilainya sama sekali serta tidak ada bobotnya  ditinjau dari segi ilmu (hadits).

Yang  benar,  Nabi  saw.  pernah  bermusyawarah  dengan istrinya,  Ummu  Salamah,  dalam  satu  urusan  penting mengenai   umat.   Lalu   Ummu   Salamah   mengemukakan pemikirannya, dan  Rasulullah  pun  menerimanya  dengan rela  serta  sadar,  dan  ternyata dalam pemikiran Ummu Salamah terdapat kebaikan dan berkah.

Bagaimana  bisa  terjadi  diskriminasi   seperti   itu, sedangkan  Al-Qur'an selalu menyejajarkan muslim dengan muslimah,  wanita  beriman  dengan  laki-laki  beriman, wanita  yang  taat  dengan  laki-laki  yang  taat,  dan seterusnya, sebagaimana disinyalir dalam Kitab Allah.

Mereka juga mengatakan bahwa suara  wanita  itu  aurat, karenanya   tidak   boleh  wanita  berkata-kata  kepada laki-laki selain suami  atau  mahramnya.  Sebab,  suara dengan  tabiatnya  yang  merdu dapat menimbulkan fitnah dan membangkitkan syahwat.

Ketika kami tanyakan dalil yang dapat  dijadikan  acuan dan sandaran, mereka tidak dapat menunjukkannya.

Apakah mereka tidak tahu bahwa Al-Qur'an memperbolehkan laki-laki bertanya kepada isteri-isteri Nabi saw.  Dari balik    tabir?   Bukankah   isteri-isteri   Nabi   itu mendapatkan tugas dan tanggung jawab yang  lebih  berat
daripada  istri-istri  yang lain, sehingga ada beberapa perkara  yang  diharamkan  kepada  mereka  yang   tidak diharamkan  kepada selain mereka? Namun demikian, Allah berfirman:

"Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri  Nabi),  maka mintalah dari belakang tabir ..."(al-Ahzab: 53)

Permintaan atau  pertanyaan  (dari  para  sahabat)  itu sudah  tentu memerlukan jawaban dari Ummahatul Mukminin (ibunya kaum mukmin: istri-istri  Nabi).  Mereka  biasa memberi  fatwa  kepada  orang yang meminta fatwa kepada mereka, dan meriwayatkan hadits-hadits bagi orang  yang ingin mengambil hadits mereka.

Pernah  ada  seorang  wanita  bertanya kepada Nabi saw. dihadapan kaum laki-laki.  Ia  tidak  merasa  keberatan melakukan  hal itu, dan Nabi pun tidak melarangnya. Dan pernah ada seorang wanita yang menyangkal pendapat Umar ketika  Umar  sedang  berpidato  di  atas  mimbar. Atas sanggahan itu, Umar  tidak  mengingkarinya,  bahkan  ia mengakui   kebenaran   wanita   tersebut  dan  mengakui kesalahannya  sendiri  seraya  berkata,  "Semua   orang (bisa) lebih mengerti daripada Umar."

Selanjutnya,  Al-Qur'an  juga  menceritakan kepada kita percakapan  yang  terjadi  antara  Nabi  Sulaiman  a.s. dengan  Ratu  Saba,  serta  percakapan sang Ratu dengan kaumnya yang laki-laki.

Begitu pula peraturan (syariat) bagi nabi-nabi  sebelum kita menjadi peraturan kita selama peraturan kita tidak menghapuskannya, sebagaimana pendapat yang terpilih.

Yang dilarang bagi wanita ialah melunakkan  pembicaraan untuk    menarik   laki-laki,   yang   oleh   Al-Qur'an diistilahkan      dengan       al-khudhu       bil-qaul (tunduk/lunak/memikat   dalam  berbicara), sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:

"Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian  tidaklah  seperti wanita  yang  lain,  jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam  berbicara  sehingga  berkeinginanlah orang  yang  ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik." (al-Ahzab: 32)

Allah melarang khudhu,  yakni  cara  bicara  yang  bisa membangkitkan    nafsu    orang-orang    yang   hatinya "berpenyakit." Namun, dengan ini  bukan  berarti  Allah melarang   semua   pembicaraan   wanita  dengan  setiap laki-laki. Perhatikan ujung ayat dari surat di atas:

"Dan ucapkanlah perkataan yang baik"

Orang-orang yang merendahkan wanita itu sering memahami hadits   dengan   salah.   Hadits-hadits   yang  mereka sampaikan antara lain yang  diriwayatkan  Imam  Bukhari bahwa Nabi saw. bersabda:

"Tidaklah  aku  tinggalkan  sesudahku suatu fitnah yang lebih membahayakan  bagi  laki-laki  daripada  (fitnah) wanita."

Mereka  telah  salah  paham.  Kata  fitnah dalam hadits diatas mereka artikan  dengan  "wanita  itu  jelek  dan merupakan  azab,  ancaman, atau musibah yang ditimpakan manusia   seperti   ditimpa    kemiskinan,    penyakit, kelaparan,   dan  ketakutan."  Mereka  melupakan  suatu masalah yang  penting,  yaitu  bahwa  manusia  difitnah (diuji)  dengan  kenikmatan lebih banyak daripada diuji dengan musibah. Allah berfirman:

"...  Kami  akan  menguji  kamu  dengan  keburukan  dan kebaikan  sebagai  cobaan (yang sebenar-benarnya) ...." (al-Anbiya: 35)

Al-Qur'an juga menyebutkan harta dan anak-anak  -  yang merupakan  kenikmatan  hidup  dunia  dan perhiasannya - sebagai  fitnah  yang  harus  diwaspadai,   sebagaimana firman Allah:

"Sesungguhnya  hartamu  dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu)..." (at-Taghabun: 15)

"Dan  ketabuilah  bahwa  hartamu  dan  anak-anakmu  itu hanyalah sebagai cobaan ..." (al-Anfal: 28)

Fitnah  harta  dan  anak-anak  itu  ialah kadang-kadang harta atau anak-anak melalaikan manusia dari  kewajiban kepada  Tuhannya  dan  melupakan akhirat. Dalam hal ini Allah berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah  harta-hartamu dan  anak-anakmu  melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian, maka  mereka  itulah orang-orang yang rugi." (al-Munaafiqun: 9)

Sebagaimana  dikhawatirkan  manusia akan terfitnah oleh harta dan anak-anak, mereka pun dikhawatirkan terfitnah oleh  wanita,  terfitnah  oleh  istri-istri mereka yang menghambat dan menghalangi mereka dari perjuangan,  dan menyibukkan   mereka   dengan   kepentingan-kepentingan khusus (pribadi/keluarga) dan  melalaikan  mereka  dari kepentingan-kepentingan    umum.   Mengenai   hal   ini Al-Qur'an memperingatkan:

"Hai   orang-orang   beriman,   sesungguhnya   diantara istri-istrimu  dan  anak-anakmu  ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka  ..." (at-Taghabun: 14)

Wanita-wanita itu menjadi fitnah apabila mereka menjadi alat  untuk  membangkitkan  nafsu  dan  syahwat   serta menyalakan api keinginan dalam hati kaum laki-laki. Ini merupakan bahaya sangat besar yang dikhawatirkan  dapat menghancurkan   akhlak,   mengotori   harga  diri,  dan menjadikan keluarga berantakan serta masyarakat rusak.

Peringatan untuk berhati-hati  terhadap  wanita  disini seperti    peringatan   untuk   berhati-hati   terhadap kenikmatan harta,  kemakmuran,  dan  kesenangan  hidup, sebagaimana disebutkan dalam hadits sahih:

"Demi  Allah,  bukan  kemiskinan yang aku takutkan atas kamu,  tetapi  yang  aku  takutkan  ialah   dilimpahkan (kekayaan)  dunia  untuk  kamu  sebagaimana dilimpahkan untuk   orang-orang   sebelum   kamu,    lantas    kamu memperebutkannya      sebagaimana     mereka     dahulu berlomba-lomba  memperebutkannya,  lantas  kamu  binasa karenanya  sebagaimana mereka dahulu binasa karenanya." (Muttafaq alaih dari hadits Amr bin Auf al-Anshari)

Dari hadits ini tidak  berarti  bahwa  Rasulullah  saw. hendak  menyebarkan  kemiskinan,  tetapi  beliau justru memohon perlindungan kepada Allah dari kemiskinan  itu, dan  mendampingkan  kemiskinan  dengan  kekafiran. Juga tidak  berarti  bahwa  beliau  tidak  menyukai  umatnya mendapatkan  kelimpahan  dan  kemakmuran  harta, karena beliau sendiri pernah bersabda:

"Bagus nian harta yang baik bagi orang yang baik"  (HR. Ahmad  4:197 dan 202, dan Hakim dalam al-Mustadrak 2:2, dan Hakim mengesahkannya  menurut  syarat  Muslim,  dan komentar Hakim ini disetujui oleh adz-Dzahabi)

Dengan  hadits diatas, Rasulullah saw. hanya menyalakan lampu merah bagi pribadi dan masyarakat muslim di jalan (kehidupan)  yang  licin dan berbahaya agar kaki mereka tidak terpeleset dan terjatuh  ke  dalam  jurang  tanpa mereka sadari.

Telaah

Sudah jelas diterangkan di atas bahwa agama yang paling  memuliakan wanita adalah islam,dan tidak lah benar jika  islam mengekang wanita dalam berkehidupan. Karena  sebenarnya jika kita mau sedikit memikirkan dengan akal  sehat apa-apa yang diperbolehkan dan apa-apa yang tidak  diperbolehkan bagi kaum wanita maka kamu akan mendapatkan jawaban yang memuaskan.Tidak ada hukum Allah yang sudah  ditentukan itu mengandung keburukan di dalamnya malahan  ketentuan yang Allah buat mengandung kebaikan bagi umat  manusia itu sendiri

islam sangat lah menyayangi wanita, jika kamu membaca  sirah maka kamu mengetahui bahwa wanita sebelum datangnya  islam sangatlah diperlakukan semena-mena, dijadikan budak, diperjualbelikan dan sangatlah tidak dihargai keberadaanya  malahan ada orang tua yang mengubur hidup-hidup bayi  perempuan mereka karena malu. Seperti itulah kehidupan wanita  saat belum datangnya islam. Allah sangatlah menyayangi  wanita, kita dapat mengambil contoh yaitu dengan adanya  surat An-Nisa' dalam Alquran yang sebagai bukti rasa sayangnya  Allah kepada wanita.

Dan untuk masalah suara, sudah jelas lah diterangkan di atas  suara yang bagaimana yang menjadi aurat bagi wanita, yaitu suara yang dapat membuat lawan jenis mereka mempunya penyakit di dalam hatinya, misalnya suara yang mendayu-dayu, mendesah  dan suara yang ingin menarik perhatian lawan jenisnya. Jadi, bagi wanita disarankan untuk berbicara tegas tanpa ada unsur  menarik perhatian lawan jenis nya.
 
Dikutip dari Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul “Fitnah dan suara wanita”.
Selasa, 08 Mei 2012

Abu Ubaidillah Zubair bin Awwam ra (Zubair Bin Awaam )



Setiap disebutkan disebut nama Zubair pasti juga disebutkan nama Thalhah, begitu pula saat disebut Zubair pastilah di sebut juga nama Thalhah. Maka sewaktu Rasulullah mempersaudarakan para sahabat di Mekah beliau telah mempersaudarakan antara Thalhah dengan Zubair. Rasulullah sudah sejak lama mengatakan bahwa “Thalhah dan Zubair adalah tetanggaku di dalam syurga.

Zubair bertemu asal usul dengan Rasulullah pada Qusai bin Kilab, sebagaiman pula ibunya Shafiah adalah saudara bapak Rasulullah. Zubair termasuk salah seorang dari rombongan pertama yang masuk islam. Usia pada waktu itu sekitar 15 tahun. Ia dalah seorang penungga kuda dan berani sejak kecil dan juga orang yang pertama kali menghunuskan pedang nya untuk membela islam.

Zubair juga merupakan bangsawan terpandang, tapi ia tetap mendapatkan derita dan penyiksaan oleh kaum Quraisy yang dipimpin oleh pamannya sendiri. Ketika itu ia disekap di suatu kurungan yang didalamnya dipenuhi embusan asap api agar sesak napasnya. Ia ditantang untuk meninggalkan agama Allah, tapi ia tolak dengan pedas dan mengejutkan. Pada hal ketika itu ia masih muda belia.

Tak pernah ia ketinggalan berperang dan bertempur bersama Rasulullah. Banyak nya tusukan dan luka di sekujur tubuhnya membuktikan kepahlawanannya dan keperkasaannya. Dalam riwayat hidupnya ia tudak pernah memerintah satu daerah pun, tidak pula mengumpulkan pajak, jabatannya adalah hanya berperang di jalan Allah karena beliau sangat gandrung untuk menemiu syahid.

Kecintaaan Rasulullah kepada zubair dikarenakan selain ia adalah saudara sepupunya dan juga merupakan suami dari Asma' binti Abu bakar tapi lebih dari itu adalah karena keperkasaannya, kepemurahannya yang tak terkira dan pengorbanan diri dan harta beliau di jalan Allah.

Beliau  ikut berhijrah sebanyak dua kali ke Habasyah dan mengikuti semua peperangan. Beliau pun gugur dalam perang Jamal dan dikuburkan di Basrah pada umur 64 tahun.
Sabtu, 05 Mei 2012

Sa’ad bin Abi Waqqas

Nama aslinya adalah Sa’ad bin Malik az-Zuhri. Beliau anak dari Manaf yang menjadi paman dari Aminah ibunda Rasulullah kakeknya adalah Uheib.

Mengikuti Islam sejak umur 17 tahun dan keislamannya termasuk yang terdahulu di antara para sahabat. Ia salah seorang di antara tiga orang yang paling dahulu masuk islam.
Banyak sekali yang menjadi keistimeaan yang dimiliki oleh Sa’ad yang dapat ditonjolkan dan di banggakan, diantaranya nya ada dua nikmat yang paling penting, yaitu: pertama, dia adalah orang pertama yang melepaskan anak panah dalam membela agama Allah dan juga orang yang mula-mula terkena anak panah. Kedua, dia merupakan satu-satunya orang yang dijamin masuk surga oleh Rasul dengan jamina kedua orang tua beliau.

Sa’ad termasuk seorang kesatria berkuda Arab dan muslimin yang palin berani. Dan ia mempunya dua macam senjata yang amat ampuh yaitu panahnya dan doanya. Jika ia memanah mush pastilah kena sasaran dan jika ia menyampaikan permohonan kepada Allah pastilah dikabulkan. Kenyataan ini menunjukkan kebeningan jiwa, kebenaran iman, dan keikhlasan yang mendalam. Dan untuk menopang ketakwaanya ia selalu memakan yang halal dan menolak dengan keras setiap dirham yang mengandung syubhat.

Dalam kehidupan akhirnya Sa’ad termasuk kaum muslimin yang kaya dan berharta. Waktu wafat, ia meninggalkan kekayaan yang tidak sedikit. Tapi kalau biasanya harta banyak dan harta yang halal jarang sekali dapat terhimpun, maka ditangan Sa’ad hal itu terjadi. Ia dilimpahi banyak harta yang baik dan halal sekaligus. Disamping itu ia dijadikan mahaguru dalam soal membersihkan harta. Dan kempuannya dalam mengumpulkan harta dari barang bersih lagi halal, diimbangi atau bahkan mungkin di atasi oleh kesanggupan ia menafkahkan di jalan Allah.
Karena takutnya kepada Allah, beliau sering menangis dan ketika ia mendengar Rasulullah berdakwah maka air matanya pun bercucuran. Dia adalah salah seorang sahabat yang diberi taufik dan diterima ibadahnya.

Pada suatu ketika Rasulullah duduk-duduk bersama para sahabat, lalu dari kejauhan Rasulullah menatap tajam lalu berkata”sekarang akan muncul di hadap kalian seorang laki-laki penduduk surga”, lalu para sahabat pun melihat-lihat dan tak lama muncul lah Sa’ad.
Selang beberapa lama, Abdullah bin ‘Amr bin’Ash datng dan menayakan jenis amalan beliau. Maka Sa’ad berujar,”tak lebih dari amalan yang biasa yang kita lakukan, hanya saja saya tidaj pernah menaruh dendam atau niat jahat terhapa seorang pun kaum muslimin.” Itulah sebabnya ia diberi julukan “singa yang selalu menyembunyikan kukunya”

Ketaatannya kepada Allah sudah mulai tampak saat awal-awal dia masuk islam yaitu ketika ibunya melakukan berbagai cara untuk mengajak sa’ad kembali ke agama nenek moyang mereka, salah satu caranya yaitu melakukan mogok makan sampai keadaan ibunya benar-benar sekarat, namun keimanannya kepada Allah dan Rasulullah sangatlah kuat. Maka ia pun berkata kepada ibunya,”Demi Allah, ketahuilah wahai ibunda, seandainya bunda mempunyai seratus nyawa lalu keluar satu persatu, aku tidak akan meninggalkan agama ini walau ditebus dengan apapun juga, terserah bunda mau makan atau tidak..! akhinya ibunya pun menyerah.

Beliau mengikuti seluruh peperangan. Ia meninggal dalam usia sekitar 80 (ada yang meriwayatkan 82 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.
Jumat, 04 Mei 2012

PERIODE MAKKAH


Tiga tahun dakwah secara sembunyi-sembunyi

            Mekah merupakan sentral agama bangsa Arab. Disana ada peribadatan terhadap Ka’bah, berhala dan patung-patung yang disucikan seluruh bangsa Arab. Untuk merubah Makkah tidak lah mudah jika orang yang ingin merubah jauh dari lingkungan Makkah dan olehkarena itu dibutuhkan orang yang mempunyai kemauan yang keras dan tidak bias diguncang musibah dan kesulitan. Maka dari itu, tindakan yang bijaksana dalam keadaan ini adalah tidak kaget , karena dengan tiba2 dapat menggusarkan mereka.

Kawanan pertama
            Rasulullah menampakkan islam pada awal mulanya kepada orang-orang terdekat beliau, yaitu anggota keluarga dan sahabat-sahabat karib beliau. Beliau menyeru mereka yang beliau kenal secara baik dan mengenal beliau secara baik pula ke pada Islam. Oleh karena itu, orang yang mendapat seruan langsung memenuhi seruan beliau, mereka tidak menyangsikan pengabaran yang beliau sampaikan. Dalam Tarikh Islam merekan dikenal dengan sebutan As-Sabiqunal-Awwalun (yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk islam). Mereka adalah istri beliau, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid, pembantu beliau Zaid bin Haritsah, anak paman beliau Ali bin Abi Tholib dan sahabat karib beliau Abu Bakar Ash-Shiddiq. Mereka masuk pada hari pertama dimulainya dakwah.
           Abu bakar sangat bersemangat dalam berdakwah. Beliau yang mempunyai sifat lemah lembut, pengasih dan ramah, memiliki akhlak yang mulia dan terkenal. Berkat seruannya beberapa orang yang masuk Islam diantaranya, Utsman bin Affan Al- Umawi, Az-Zubair bin Al-Awwan Al Asadi, Abdurrahman bin Auf, Sa’d bin Abi Waqqash Az-Zuhriyahdan Thalhah bin Ubaidillah At-Taimi. Kawanan lain yang terlebih dahulu masuk Islam adalah Bilal bin Rabbah Al-Habsyi, Abu Ubaidah Amir bin Al-Jarrah, dari bani Harits bin Fihr, Abu salamah bin Abdul-Asad, Al-Arqam bin Abil –Arqam Al-Makhzumi, Utsman bin Mazh’un, dan kedua sawdaranya QUdamah dan Abdullah, Ubaidah bin Al-Harits bin Al-Muthalib bin Abi Manaf, Sa’id bin Zaid Al-Adawi  dan masih banyak lagi mereka ini juga di sebut As-Sabiqunal-Awwalun yang semuanya adalah dari bani Quraisy dan dari Ibnu Hisyam lebih dari 40 orang.

Ibnu Ishaq menyatakan setelah banyak orang yang masuk Islam baik laki-laki dan perempuan maka nama Islam menyebar dan banyak di bicarakan.

Rasulullah mengajarkan mereka Islam secara sembunyi-sembunyi dan perorangan dan secara kucing-kucingan. Wahyu ditunkan sedikit demi sedikit dan berhenti setelah turun surat Al-Muddatsir. Ayat-ayat dan potongan surat yang turun berupa ayat-ayat pendek, dengan penggalan kata yang indah menawan, dan sentuhan lembut
Shalat
            Salah satu wahyu yang turun pertama- tama adalah perintah shalat. Ibnu hajar menyatakan bahwa sebelum isra’ Nabi SAW sudah pernah solat begitu pula para sahabat. Ta[I terdapat perbedaan pendapat yaitu adakah solat yang diwajibkan sebelum ada kewajiban solat lima waktu ataukah tidak. Ada yang berpendapat bahwa yang diwajibkan pada masa itu adalah solat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari.

           Ibnu Hasyim menyatakan bahwa jika tiba waktu solat, Nabi SAW dan para sahabat pergi ke tempat terpencil untuk solat secara sembunyi-sembunyi agar tidajk terlihat kaumnya. 

to be continue..................................

sumber: sirah nabawiyah mubarrakfurri

Selasa, 01 Mei 2012

Kisah hijabku

                Aku mengenal jilbab memang sudah lama, sejak aku dimasukkan papaku ke MDA. Tapi saat itu aku menggunakan jilbab tidak lain karena kewajiban dari pihak MDA tersebut yang mewajibkan anak ngaji untuk menggunakan jilbab jika masuk kelas. Hmm, itulah awal ku mengenal dan menggunakan jilbab.
                Papa dan mama memang tidak memaksa kami untuk menggunakan jilbab setiap hari, mereka hanya mengajarkan kami untuk berpakaian sopan saja, tapi walaupun begitu aku tetap bersyukur mempunyai orang tua seperti mereka. Karena ada banyak pelajaran penting yang mereka ajarkan kepada kami anak-anaknya, salah satunya adalah bersyukur. Hmm, jadi rindu mereka..
                Saat aku masuk ke tingkat sekolah dasar, aku hanya beberapa kali menggunakan jilbab yaitu ketika maulid, pengajian hari jumat, sama pesantren kilat saja. Karena memang aku sekolah di negeri yang tidak mewajibkan siswinya untuk menggunakan jilbab seperti sekolah swasta yang islam yang mewajibkan siswinya untuk menggunakan jilbab saat bersekolah.
               
              Lanjut ke tingkat SMP, aku masih di sekolahkan oleh  ibuku di sekolah negeri karena alasan beliau itu biayanya lebih murah, dan itu memang betul. Karena saat itu kami memang lagi kesulitan keuangan, bukan ‘lagi’ tapi memang sering. Dan memang kenyataan nya sering kesulitan uang dengan seringnya aku menunggak SPP, uang buku dan lain-lain. Sehingga tidak heran kalau aku sering menjadi ‘wanted’ sama tata usahanya. Hahah, masih ingat tuh aku sama tata usahanya yang juga menjabat sebagai guru olahraga Pak Siburian namanya. Hmm, masih ngajar lagi ga yahhh bapak tuhh???
               
 OK, balik lagi ke masalah jilbab tadi…
                Saat SMP aku juga hanya sesekali menggunakan jilbab yaitu saat hari-hari besar islam seperti maulid, dan pada saat pelajaran agama (itu pun boleh pake boleh enggak sama gurunya, yang penting masuk kelas kalau sudah pelajaran agama, hmmm..).
                Jadi, sampai SMP pun aku kurang tahu kalau jilbab itu WAJIB hukumnya kalau sudah baligh. Heheheh….
                Masuk ke SMA, hampir sama dengan waktu SMP tadi. Menggunakan hanya pada hari-hari besar islam saja dan pelajaran agama islam (nah. Kalau yang ini wajib pake jilbab kalau lagi belajar agama, kalau enggak bisa di keluarin dari kelas sama gurunya). Akhirnya mau ga mau harus beli baju lengan panjang, rok dan jilbab baru deehh.
                Ada 1 cerita lucu nih yang masih nyambung sama judul di atas…
                Jadi, saat ku memasuki kelas 3 SMA, papaku mendapat rezeki besar untuk membangun rumah. Maklum lah baru dapat warisan gitu, jadi rencana meu memperbaiki rumah. Jadi setelah jumpa sama tukang bangun rumahnya, rupanya kami disuruh pindah karena rumah kami mau di rombak total jadi kami harus pindah sementara dari rumah kami yang keadaan nya memang cukup mengenaskan. Kenapa dibilang cukup mengenaskan, karena dilihat dari ujung jalan sampai ujung jalan hanya rumah kami yang cukup tidak enak dilihat, tapi aku masih sangat bersyukur dengan rumah itu dan semua kenangan yang tersimpan di dalam rumah itu tidak ada yang bisa menggantikan nya,, :’(
                Back to jilbab again…
                Jadi, saat kami pindahan itu kan aku masih sekolah dan juga Aku lupa kalau besok itu ada pelajaran agama. Tahu lah ya yang terjadi selanjutnya, heboh tak menentu di pagi buta (kata mama ku dulu). Heboh kesana kemari mencari jilbab, baju dan rok yang belum sudah sempat diselamatkan sebelum pindahan. Mana cuma ada satu pasang  lagi. Akhirnya, karena sudah menunjukan waktu 7.15 dan itu belum siap-siap lagi apa boleh buat, ku hentikan pencarian dan kulanjut untuk bersiap-siap dengan pakaian yang ada . Aku pun berangkat pukul 7.30 tanpa menggunakan jilbab, rok dan baju panjang. 
                Selama di perjalanan aku berpikir keras bagaiman aku mendapatkan jilbab sebelum pelajaran agama di mulai. Seteleh lama berpikir akhinya muncul ide untuk menukar busana sama sobat dari kelas sebelah, mumpung nih sobat yang memang menggunakan jilbab sehari-hari.
                Setibanya di sekolah aku langsung ke kelas sebelah untuk menukar busana dan orang yang ditunggu-tunggu pun datang dan aku langsungmenarik ia ke kamar mandi dan memohon-mohon untuk menukar busananya sama busana yang aku pakai. Setelah beberapa menit merayunya maka akhirnya dia pun luluh dan mau menukar busananya dengan ku.
                Tidak berapa lama bel pun terdengar tanda memasuki les pelajaran pertama. Lalu aku pun bergegas ke kelas dengan sedikit berlari  karena takut keburu sama gurunya. Sesampainya di depan kelas kulihat ternyata gurunya belum datang, dan aku puun dengan tenang masuk kedalam kelas. Selang beberapa menit si guru pun masuk dan langsung jadi  memulai pelajaran. Pelajaran pun berjalan lancer sampai bel kedua berbunyi dan kami tetap belajar agama karena pelajaran agama itu dua les. Selama les kedua berjalan kelas sebelah terdengar ricuh, dan dapat kabar kalau guru yang ngajar tidak datang, jadi siswanya keluar masuk kelas dengan sesuka hati.
                Tidak sengaja sobat ku lewat di depan kelas ku dan terlihatlah oleh guru agamaku. Lalu dia keluar dan memanggilnya, dan menanyakan perihal kenapa dia berbusana demikian lalu sobatku menceritakan semuanya tentang kami yang bertukar busana. Akhirnya sobatku pun disuruh pergi lagi. Setelah masuk kembali dia lalu melihati ku terus menerus hingga membuat aku ketakutan. Setelah les pelajaran kedua selesai, si guru pun memanggilku dan menanyakan hal yang sama seperti yang ia tanyakan kepada sobatku tadi. Lalu aku menjawab kenapa aku demikian, akhirnya si guru mau menerima jawaban ku dan sedikit menasehati, aku pun menerima nasehat si guru. Lalu bel tanda istirahat pun berbunyi dan kami pun bersorak keluar kelas. Aku lalu buru-buru ke kelas sebelah untuk menemui sobatku dan menceritakan yang terjadi, lalu kami pun tertawa bersama. Bersama-sama kami kekantin tapi sebelum nya ke kamar mandi dulu untuk bertukar busana lagi. Hehe
Itulah secuil kisah jilbabku waktu dari zaman MDA sampai SMA dulu…
To be continue…………………
Kisah hijabku part 2