Nama aslinya adalah Sa’ad
bin Malik az-Zuhri. Beliau anak dari Manaf yang menjadi paman dari Aminah
ibunda Rasulullah kakeknya adalah Uheib.
Mengikuti Islam sejak umur 17 tahun dan keislamannya
termasuk yang terdahulu di antara para sahabat. Ia salah seorang di antara tiga
orang yang paling dahulu masuk islam.
Banyak sekali yang menjadi keistimeaan yang dimiliki
oleh Sa’ad yang dapat ditonjolkan dan di banggakan, diantaranya nya ada dua
nikmat yang paling penting, yaitu: pertama, dia adalah orang pertama yang
melepaskan anak panah dalam membela agama Allah dan juga orang yang mula-mula
terkena anak panah. Kedua, dia merupakan satu-satunya orang yang dijamin masuk
surga oleh Rasul dengan jamina kedua orang tua beliau.
Sa’ad termasuk seorang kesatria berkuda Arab dan
muslimin yang palin berani. Dan ia mempunya dua macam senjata yang amat ampuh
yaitu panahnya dan doanya. Jika ia memanah mush pastilah kena sasaran dan jika
ia menyampaikan permohonan kepada Allah pastilah dikabulkan. Kenyataan ini
menunjukkan kebeningan jiwa, kebenaran iman, dan keikhlasan yang mendalam. Dan
untuk menopang ketakwaanya ia selalu memakan yang halal dan menolak dengan
keras setiap dirham yang mengandung syubhat.
Dalam kehidupan akhirnya Sa’ad termasuk kaum muslimin
yang kaya dan berharta. Waktu wafat, ia meninggalkan kekayaan yang tidak
sedikit. Tapi kalau biasanya harta banyak dan harta yang halal jarang sekali
dapat terhimpun, maka ditangan Sa’ad hal itu terjadi. Ia dilimpahi banyak harta
yang baik dan halal sekaligus. Disamping itu ia dijadikan mahaguru dalam soal
membersihkan harta. Dan kempuannya dalam mengumpulkan harta dari barang bersih
lagi halal, diimbangi atau bahkan mungkin di atasi oleh kesanggupan ia
menafkahkan di jalan Allah.
Karena takutnya kepada Allah, beliau sering menangis dan
ketika ia mendengar Rasulullah berdakwah maka air matanya pun bercucuran. Dia
adalah salah seorang sahabat yang diberi taufik dan diterima ibadahnya.
Pada suatu ketika Rasulullah duduk-duduk bersama para
sahabat, lalu dari kejauhan Rasulullah menatap tajam lalu berkata”sekarang akan
muncul di hadap kalian seorang laki-laki penduduk surga”, lalu para sahabat pun
melihat-lihat dan tak lama muncul lah Sa’ad.
Selang beberapa lama, Abdullah bin ‘Amr bin’Ash datng
dan menayakan jenis amalan beliau. Maka Sa’ad berujar,”tak lebih dari amalan
yang biasa yang kita lakukan, hanya saja saya tidaj pernah menaruh dendam atau
niat jahat terhapa seorang pun kaum muslimin.” Itulah sebabnya ia diberi
julukan “singa yang selalu menyembunyikan kukunya”
Ketaatannya kepada Allah sudah mulai tampak saat
awal-awal dia masuk islam yaitu ketika ibunya melakukan berbagai cara untuk
mengajak sa’ad kembali ke agama nenek moyang mereka, salah satu caranya yaitu
melakukan mogok makan sampai keadaan ibunya benar-benar sekarat, namun
keimanannya kepada Allah dan Rasulullah sangatlah kuat. Maka ia pun berkata
kepada ibunya,”Demi Allah, ketahuilah wahai ibunda, seandainya bunda mempunyai
seratus nyawa lalu keluar satu persatu, aku tidak akan meninggalkan agama ini
walau ditebus dengan apapun juga, terserah bunda mau makan atau tidak..! akhinya ibunya pun menyerah.
Beliau mengikuti seluruh peperangan. Ia meninggal
dalam usia sekitar 80 (ada yang meriwayatkan 82 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.
0 komentar:
Posting Komentar