Dalam sebuah program pendidikan seharusnya terdapat empat
transformasi yang harus terjadi sekaligus yaitu transformasi spritual, moral,
intelektual dan amal. Dengan empat transformasi ini diharapkan akan diperoleh hasil
pembinaan yang optimal di berbagai aspek kehidupan.
Interaksi yang terjadi di dunia pendidikan sekarang ini
cenderung kepada pada satu bentuk transformasi saja yaitu intelektual dan
menafikan 3 bentuk transformasi lainnya. Yang terjadi kemudian adalah terjadi
kemudian adalah terjadinya interaksi yang searah saja, yaitu antara guru atau
dosen kepada murid atau mahasiswa. Ketika dosen mengajarkan mahasiswa mendengar
kan dengan baik dan hanya sesekali bertanya. Hal ini menggambarkan bahwa
seorang guru atau dosen merupakan satu-satunya orang yang mengetahui dan
pesreta didik itu tidak tahu apa-apa.
Inilah potret
pendidikan yang terjadi hampir di belahan dunia mana pun termasuk di Indonesia.
Pendidikan modern telah meninggalkan transformasi yang amat
penting yaitu yaitu tranformasi spiritual, moral dan amal. Satu-satunya yang
terjadi hanyalah adalah transformasi
intelektual. Dengan demikian, seorang sarjana lulusan sebuah perguruan tinggi
tidak dijamin memiliki kekokohan spiritualitas, kekuatan moral serta kebagusan
amal, karena aspek-aspek yang lain memang tidak diberikan semasa mereka kuliah.
Dan akhirnya tercipta lah sosok “gayus” dan masih banyak “gayus-gayus” yang
lain yang masih bertebaran di pemerintahan. Secara intelektual mereka memang
tidak diragukan lagi tapi secara spiritual, moral, dan amal mereka itu jauh
dari yang diharapkan,. Sehingga dengan kecerdasan yang mereka miliki mereka
merperkaya diri mereka dengan uang-uang yang tidak halal.
Sangat jauh berbeda dengan kegiatan tarbiyah islamiyah.
Dalam proses tarbiyah harus terjadi sebuah pemberdayaan yang aktif dan positif.
Seorang murobbi harus mengelola berbagai macam kegiatan untuk melakukan
berbagai transformasi secara optimal. Dengan demikian mutarobbi tidak
tercerahkan secara intelektual saja, namun juga secara spiritual, moral, maupun
keunggulan amal. Tarbiyah tak semata-mata kegiatan mentransfer ilmu saja
namun juga mentransfer ruhiyah, semangat, komitmen, akhlak, ibadah juga
pengembangan kepribadian secara utuh.
Dalam tarbiyah islamiyah interaksi yang terjadi tidak boleh
terkungkung hanya pada upaya menghafalkan teori-teori atau mengumpulkan
konsep-konsep akan tetapi lebih kepada pencarian makna serta hakikat yang lebih
mendalam untuk mendapatkan pembaruan iman, semangat, dan cita-cita.
Transformasi spiritual terjadi ketika seorang murobbi dan
mutarobbi saling mendoakan dalam sholat mereka, pembinaan dalam shalat malam,
zikir bersama dalam mabid dan ini semua
merupakan proses pembinaan spiritual. Transformasi moral didapat mutarobbi dengan mutarobbi
melihat keteladan perilaku seorang murobbi sehingga mutarobbi yakin bahwa
murobbi tidak hanya menyampaikan ajaran maupun teori-teori saja namun ia juga
mengamalkan nya di kehidupan sehari-hari. Tansformasi intelektual terjadi ketika
murobbi berdiskusi bersama mutarobbi tentang kajian ilmiah, dan segala bentuk
ilmu pengetahun. Sedangakan transformasi amal dapat dirasakan mutarobbi ketika
mutarobbi di ikutsertakan dalam kegian kebaikan seperti bakti social, buka
puasa bersama anak yatim dan semua kegiatan kebaikan kepada sesama umat
manusia.
Dengan terpenuhinya
empat transformasi ini maka kita mengharapkanakan terciptanya pemerintahan yang islami yang jauh dari
perbuatan-perbutan tercela yang dengan perbuatan nya tersebut dapat berdampak
pada masyarakat luas. Sehinggga mereka yang cerdas benar benar mempunyai akhlak
yang mulia untuk kebangkitan bangsa ini. AMIN
*tadabbur dari buku "Menjadi Murobbiyah Sukses"
Semoga Bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar