Dalam pergulatan melawan nafsu, manusia terbagi menjadi beberapa tipe:
1. Ada tipe manusia yang dikalahkan oleh
nafsu mereka. Mereka cenderung kepada “bumi” dan kehidupan dunia.
Mereka adalah orang-orang kafir dan siapa saja yang mengikuti jalan
mereka seperti orang-orang yang telah melupakan Allah sehingga Allah
menjadikan mereka lupa diri. Allah menyifati orang-orang semacam ini di
dalam Al Quran,
“Maka pernahkah kamu melihat orang
yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkan
sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan
hatinya dan melatakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang
akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka
mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (Al jatsiyah: 23)
2. Ada tipe orang yang
bersungguh-sungguh memerangi nafsunya dan melawan keinginannya.
Kadang-kadang mereka menang, tetapi kadang-kadang kalah. Mereka kadang
berbuat kesalahan, tetapi kemudian bertobat. Mereka kadang bermaksiat
kepada Allah, namun lantas menyesal dan beristigfar.
“Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (Al Imran: 135)
Mereka telah diisyaratkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau,
“Setiap anak Adam banyak melakukan
kesalahan, dan sebaik-baik orang yang banyak melakukan kesalahan adalah
orang-orang yang banyak bertobat.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi))
Mengenai pengertian ini, ada sebuah
riwayat dari Wahab bin Munabih, bahwa ia berkata, “Sesungguhnya iblis
pernah berjumpa dengan Yahya bin Zakaria AS. Lalu, Yahya bin Zakaria
berkata kepadanya, ‘Beritahulah aku tentang karakter anak Adam dalam
pandangan kalian!’
Iblis menjawab, ‘Segolongan dari mereka
adalah orang-orang sepertimu yang maksum. Kami sama sekali tidak mampu
berbuat apa-apa untuk menggoda mereka. Golongan kedua adalah orang-orang
yang di tangan kami ibarat sebuah bola yang ada di tangan anak-anak
kalian. Keadaan diri mereka sendiri telah memberi peluang kepada kami,
sehingga kami tidak perlu bersusah-susah menggoda mereka. Dan golongan
ketiga adalah orang-orang yang paling menyulitkan kami. Kami selalu
mendatangi mereka, tetapi setelah kami memperoleh apa yang kami hajatkan
darinya, lantas ia tiba-tiba beristigfar memohon ampun sehingga
istigfar itu merusak apa yang telah kami peroleh darinya. Jadi, kami
tidak pernah berputus asa untuk menggodanya, tetapi kami juga tidak
pernah mendapatkan apa yang kami perlukan darinya.’”termasuk yang manakah Anda???
sumber: http://www.hasanalbanna.com
1 komentar:
at: 5 Juli 2012 pukul 11.56 mengatakan...
kunjungan gan,bagi - bagi motivasi
Hal mudah akan terasa sulit jika yg pertama dipikirkan adalah kata SULIT. Yakinlah bahwa kita memiliki kemampuan dan kekuatan.
ditunggu kunjungan baliknya yaa :)
Posting Komentar