Copyright © LIA's File
Design by Dzignine
“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (QS.An-Nazi’at:37-41)“Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?” (QS.Al-Qoshosh:60)
Kamis, 12 April 2012

Pendidkan modern Vs Tarbiyah islamiyah



Dalam sebuah program pendidikan seharusnya terdapat empat transformasi yang harus terjadi sekaligus yaitu transformasi spritual, moral, intelektual dan amal. Dengan empat transformasi ini diharapkan akan diperoleh hasil pembinaan yang optimal di berbagai aspek kehidupan.

Interaksi yang terjadi di dunia pendidikan sekarang ini cenderung kepada pada satu bentuk transformasi saja yaitu intelektual dan menafikan 3 bentuk transformasi lainnya. Yang terjadi kemudian adalah terjadi kemudian adalah terjadinya interaksi yang searah saja, yaitu antara guru atau dosen kepada murid atau mahasiswa. Ketika dosen mengajarkan mahasiswa mendengar kan dengan baik dan hanya sesekali bertanya. Hal ini menggambarkan bahwa seorang guru atau dosen merupakan satu-satunya orang yang mengetahui dan pesreta didik itu tidak tahu apa-apa.

 Inilah potret pendidikan yang terjadi hampir di belahan dunia mana pun termasuk di Indonesia.
Sehingga pengaturan pendidikan kita tidak memiliki ide yang jelas terhadap arah dan tujuan, juga tidak memiliki konsep tujuan yang menyatukan dan menata . dan system pendidikan ini rupanya di adopsi dari Amerika Serikat. Hal ini sangat memprihatinkan kita umat islam karena system pendidikan yang kita anut merupakan potokopi dari system pendidikan barat baik dari segi materi maupu metodologi. Quraisy shihab mengatakan bahwa system pendidikan itu tidak dapat di impor atau  di ekspor dari atau ke satu Negara ke masyarakatnya. Ia harus timbul dari dari dalam masyarakat itu sendiri. Ia seperti pakaian yang harus diukur dan dijahit sesuai denga bentuk dan ukuran pemakainya, berdasarkan identitas, pandangan hidup serta nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat atau Negara tersebut. 

Pendidikan modern telah meninggalkan transformasi yang amat penting yaitu yaitu tranformasi spiritual, moral dan amal. Satu-satunya yang terjadi  hanyalah adalah transformasi intelektual. Dengan demikian, seorang sarjana lulusan sebuah perguruan tinggi tidak dijamin memiliki kekokohan spiritualitas, kekuatan moral serta kebagusan amal, karena aspek-aspek yang lain memang tidak diberikan semasa mereka kuliah. Dan akhirnya tercipta lah sosok “gayus” dan masih banyak “gayus-gayus” yang lain yang masih bertebaran di pemerintahan. Secara intelektual mereka memang tidak diragukan lagi tapi secara spiritual, moral, dan amal mereka itu jauh dari yang diharapkan,. Sehingga dengan kecerdasan yang mereka miliki mereka merperkaya diri mereka dengan uang-uang yang tidak halal.

Sangat jauh berbeda dengan kegiatan tarbiyah islamiyah. Dalam proses tarbiyah harus terjadi sebuah pemberdayaan yang aktif dan positif. Seorang murobbi harus mengelola berbagai macam kegiatan untuk melakukan berbagai transformasi secara optimal. Dengan demikian mutarobbi tidak tercerahkan secara intelektual saja, namun juga secara spiritual, moral, maupun keunggulan amal. Tarbiyah tak semata-mata kegiatan mentransfer ilmu saja namun juga mentransfer ruhiyah, semangat, komitmen, akhlak, ibadah juga pengembangan kepribadian secara utuh.


Dalam tarbiyah islamiyah interaksi yang terjadi tidak boleh terkungkung hanya pada upaya menghafalkan teori-teori atau mengumpulkan konsep-konsep akan tetapi lebih kepada pencarian makna serta hakikat yang lebih mendalam untuk mendapatkan pembaruan iman, semangat, dan cita-cita.

Transformasi spiritual terjadi ketika seorang murobbi dan mutarobbi saling mendoakan dalam sholat mereka, pembinaan dalam shalat malam, zikir bersama dalam mabid  dan ini semua merupakan proses pembinaan spiritual. Transformasi  moral didapat mutarobbi dengan mutarobbi melihat keteladan perilaku seorang murobbi sehingga mutarobbi yakin bahwa murobbi tidak hanya menyampaikan ajaran maupun teori-teori saja namun ia juga mengamalkan nya di kehidupan sehari-hari. Tansformasi intelektual terjadi ketika murobbi berdiskusi bersama mutarobbi tentang kajian ilmiah, dan segala bentuk ilmu pengetahun. Sedangakan transformasi amal dapat dirasakan mutarobbi ketika mutarobbi di ikutsertakan dalam kegian kebaikan seperti bakti social, buka puasa bersama anak yatim dan semua kegiatan kebaikan kepada sesama umat manusia.
  
Dengan terpenuhinya empat transformasi ini maka kita mengharapkanakan terciptanya  pemerintahan yang islami yang jauh dari perbuatan-perbutan tercela yang dengan perbuatan nya tersebut dapat berdampak pada masyarakat luas. Sehinggga mereka yang cerdas benar benar mempunyai akhlak yang mulia untuk kebangkitan bangsa ini. AMIN

*tadabbur dari buku "Menjadi Murobbiyah Sukses"
Semoga Bermanfaat

0 komentar: